Sunday, October 23, 2011

Habibati

 Habibati,
Ketika air matamu melihat dan membacakan sajak-sajaku
di mihrab mimpi dan cinta
Semua burung berkicauan terbang bercempera menuju surga
Untukmu

Habibati,
Segalanya tersimpan dalam memoriku
Merpati puisi menjejak mabuk
Di atas atap mimpi-mimpi malaikat
Mendekutkan untukmu dengan lembut
Sajak-sajak berona fajar
dengan cita rasa kerinduan dan aroma kebebasan

Habibati,
Bidadari dari ambar dan dupa hikayat
Menampakkan keindahan dan pesonanya
Ia menggodaku dengan tarian
Sambil membebaskan semua burung pipit perasaanku
Untuk bersenandung di atas dahan kegairahan
Meski itu takkan pernah memuaskan dahaga kerinduanku padanya

Secercah cahaya di kedalaman rasa sedihku
Terpancar dari kedua mata kekasihku menyentuh luka-lukaku
Mengembalikannya pada burung-burung yang berkicau di atas pohon-pohon impian
Cinta menghujankan kegilaannya di atas dahan-dahan emas
Dan di saat ia mengosongkan semua awan nafsunya
Aku menuliskan luapan kegairahan dalam puisi
pada dinding keabadian

Aku mencintaimu
Tidak! Aku membencimu!
Aku kan melemparkan dari jiwaku parfum desahmu yang menggoda
Melupakan bibir itu
Bibir yang memandikanku dengan api dan anggur para dewa
Lalu membebaskan burung-burung pipit dadamu dari tanganku
Setelah itu,
Apakah aku dapat melupakanmu
dan berdamai dengan jiwaku?
Tentu tidak!

Aku mencintaimu!

No comments:

Post a Comment